Kamis, 13 Mei 2010

perancangan basis data

Alasan Perancangan basis data :
Sistem basis data telah menjadi bagian dalam sistem informasi suatu organisasi
Kebutuhan menyimpan data dalam jumlah besar semakin mendesak
Fungsi-fungsi dalam organisasi semakin dikomputerisasikan
Semakin kompleks data & aplikasi yg digunakan, maka relationship antar data harus dimodelisasikan
Dibutuhkannya kemandirian data
TUJUAN PERANCANGAN BASIS DATA :
• untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
• konten informasi dari pengguna dan aplikasi-aplikasi tertentu
• menyediakan struktur informasi yang alami dan mudah dipahami
• mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan objektifitas kinerja (waktu respon, waktu pemrosesan, dan ruang penyimpanan)
KOMPONEN SISTEM INFORMASI:
Sistem informasi suatu organisasi berbasiskan komputer terdiri atas :
basis data
perangkat lunak basis data
perangkat lunak aplikasi
perangkat keras
Personal

SIKLUS KEHIDUPAN SISTEM INFORMASI:
1. Analisis kelayakan ,Area aplikasi, identifikasi keuntungan & kerugian, penentuan kompleksitas data & proses, prioritas aplikasi
2. Pengumpulan dan analisis kebutuhan
Kebutuhan2 dikumpulkan dari para pengguna
3. Perancangan sistem basis data dan sistem aplikasi
4. Implementasi
Sistem informasi diimplementasikan, basis data diload & transaksi basis data diimplementasikan
5. Testing dan validasi
Sistem diuji & divalidasi berdasarkan kriteria kinerja dari pengguna
6. Pengoperasian
Pengoperasian sistem diiringi perawatan system

SIKLUS KEHIDUPAN APLIKASI BASIS DATA:


TAHAP 1. PERENCANAAN BASIS DATA :
Evaluasi sistem yg ada
Pengembangan standarisasi dari pengumpulan data, format data, proses perancangan &implementasi
Kelayakan secara teknologi,
Kelayakan secara operasional
Kelayakan secara ekonomi


TAHAP 2. PENDEFINISIAN SISTEM :
Pendefinisian ruang lingkup sistem basis data, para pengguna, & aplikasi2 yg digunakan serta
Para pengguna & aplikasi utk masa akan datang
Pendefinisian batasan2 dari sistem basis data & hubungannya dg bagian dari sistem informasi secara organisasi

APLIKASI BASIS DATA DGN BANYAK VIEW :

TAHAP 3. PENGUMPULAN & ANALISIS DATA :
1. Menentukan kelompok pengguna dan bidang-bidang aplikasinya
– Menentukan aplikasi utama dan kelompok pengguna yang akan menggunakan basis data.
– Individu utama pada tiap-tiap kelompok pengguna dan bidang aplikasi yang telah dipilih merupakan partisipan utama pada langkah-langkah berikutnya dari pengumpulan dan spesifikasi data.

2. Peninjauan dokumentasi yang ada
– Dokumen yang ada yang berhubungan dengan aplikasi-aplikasi dipelajari dan dianalisa.
– Dokumen-dokumen lainnya (seperti : kebijaksanaan-kebijaksanaan, form, report, dan bagan organisasi) diuji dan ditinjau kembali untuk menguji apakah dokumen-dokumen tersebut berpengaruh terhadap kumpulan data dan proses spesifikasi.

3. Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data
– Informasi yang sekarang dan yang akan datang dipelajari.
– Analisis jenis-jenis transaksi dan frekuensi-frekuensi transaksinya dan arus informasi dalam sistem.
– Input-output data untuk transaksi-transaksi tersebut diperinci.

4. Daftar pertanyaan dan wawancara
– Merangkum tanggapan-tanggapan dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dikumpulkan dari para pengguna basis data yang berpotensi.
– Ketua kelompok (individu utama) dapat diwawancarai sehingga input yang banyak dapat diterima dari mereka dengan memperhatikan informasi yang berharga dan mengadakan prioritas.

Teknik penspesifikasian kebutuhan secara formal dengan menggunakan :
– - HIPO (Hierarchical Input Process Output)
– - SADT (Structured Analysis & Design)
– - DFD (Data Flow Diagram)
– - Orr-Warnier Diagram
– - Nassi-Schneiderman Diagram


TAHAP 4. PERANCANGAN BASIS DATA SECARA KONSEPTUAL :
a. Perancangan skema konseptual
Pengujian kebutuhan-kebutuhan pengguna terhadap data yang merupakan hasil dari tahap 3, dan dihasilkan sebuah skema basis data konseptual dengan model data tingkat tinggi seperti model EER tanpa bergantung DBMS.

ADA 2 PENDEKATAN YAITU :
1. Terpusat
Kebutuhan dari aplikasi atau kelompok pengguna yang berbeda digabung menjadi kumpulan kebutuhan global kemudian dirancang skema konseptual global.

2. Integrasi view
Untuk masing-masing kebutuhan aplikasi maupun kelompok pengguna dirancang skema konseptual tersendiri (view), kemudian view-view tersebut diintegrasikan ke dalam skema konseptual global.
ILUSTRASI PENDEKATAN INTEGRASI VIEW:


ADA 4 STRATEGI YAITU:
1. Top down
2. Bottom up
3. Inside out
4. Mixed


b. Perancangan transaksi :
Merancang karakteristik dari transaksi-transaksi basis data yang telah diketahui tanpa bergantung pada DBMS. Transaksi-transaksi ini akan digunakan untuk memproses dan memanipulasi basis data pada saat implementasi.


TAHAP 5. PEMILIHAN DBMS :
Pemilihan database di tentukan oleh beberapa faktor, diantaranya : faktor teknis, ekonomi, dan politik organisasi.

Faktor teknis :
- jenis-jenis DBMS (relational, network, hierarchical, dll),
- struktur penyimpanan, dan jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.
- Tipe antarmuka dan programmer
- Tipe bahasa queri

Faktor ekonomi :
- biaya penyediaan perangkat lunak
- biaya pemeliharaan
- biaya penyediaan perangkat keras
- biaya konversi dan pembuatan database
- biaya untuk personalia
- biaya pelatihan
- biaya pengoperasian

Faktor politik organisasi :
1. Struktur data
Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki, maka suatu jenis hirarki dari DBMS harus dipikirkan.
2. Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem
Jika staf programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan suatu DBMS, maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.
3. Tersedianya layanan vendor
Keberadaan fasilitas pelayanan vendor sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan beberapa masalah sistem.

TAHAP 6. PERANCANGAN BASIS DATA SECARA LOGIKAL:

Tahap pemetaan skema konseptual dan skema eksternal yang dihasilkan pada tahap 4.
Pada fase ini, skema konseptual ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada fase 4 ke dalam model data dari DBMS yang dipilih.
Pemetaannya dapat diproses dalam 2 tingkat :
1. Pemetaan yang tidak bergantung pada sistem
pemetaan ke dalam model data DBMS dengan tidak mempertimbangkan karakteristik atau hal-hal yang khusus yang berlaku pada implementasi DBMS dari model data tersebut.

2. Penyesuaian skema ke DBMS yang spesifik
mengatur skema yang dihasilkan pada langkah 1 untuk disesuaikan pada implementasi yang khusus di masa yang akan datang dari suatu model data yang digunakan pada DBMS yang sudah dipilih.
Hasilnya berupa pernyataan-pernyataan Data Definition Language (DDL) dalam bahasa DBMS yang dipilih

TAHAP 7. PERANCANGAN BASIS DATA SECARA FISIK :
Proses pemilihan struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file basis data untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi.
Dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk database yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur akses.
Beberapa petunjuk dalam pemilihan perancangan basis data secara fisik :
1. waktu respon
– waktu transaksi basis data untuk menerima respon selama eksekusi.
– Waktu respon dipengaruhi waktu akses basis data untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Selain itu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
2. Penggunaan ruang penyimpanan
jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file basis data dan struktur- struktur jalur akses.

3. Transaction throughput
rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem basis data, dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal : digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll)


TAHAP 8. IMPLEMENTASI
Setelah perancangan secara logika dan secara fisik lengkap, maka sistem basis data dapat diimplentasikan. Perintah-perintah dalam DDL dan SDL(storage definition language) dari DBMS yang dipilih dapat dikompilasi, dihimpun dan digunakan untuk membuat skema basis data dan file-file basis data (yang kosong).
Jika data harus dirubah dari sistem komputer sebelumnya, perubahan-perubahan yang rutin mungkin diperlukan untuk format ulang datanya yang kemudian dimasukkan ke database yang baru.
Spesifikasi secara konseptual diuji dan dihubungkan dengan kode program dengan perintah-perintah dari embedded DML yang telah ditulis dan diuji. Setelah transaksi- transaksi telah siap dan data telah dimasukkan ke dalam basis data, maka tahap perancangan dan implementasi telah selesai, maka pengoperasian sistem basis data dimulai.

TAHAP 9. KONVERSI & LOADING DATA :
Tahap ini dilakukan apabila sistem basis data yg ada digantikan sistem basis data baru
Semua data yg ada ditransfer ke basis data baru & konversi aplikasi yg ada utk basis data baru

TAHAP 10. TESTING & EVALUASI :
Dilakukan pengujian utk kinerja, integritas, pengaksesan konkuren, keamanan dari basis data
Dilakukan paralel dg pemrograman aplikasi
Jika hasil gagal dilakukan
– Diuji berdasarkan referensi manual
– Modifikasi perancangan fisik
– Modifikasi perancangan logik
– Upgrade atau pengubahan perangkat lunak DBMS & perangkat keras

TAHAP 11. PENGOPERASIAN & PERAWATAN:
Pengoperasian basis data setelah divalidasi
Memonitor kinerja sistem, jika tidak sesuai perlu reorganisasi basis data
Perawatan & upgrade sistem aplikasi basis data jika diperlukan.

0 komentar:

Posting Komentar